Makam Maulana Malik Ibrahim Membutuhkan Relokasi Terminal

Gresik sebagai salah satu kota tujuan wisata religi, mengalami momen puncak kunjungan para peziarah yang membludak menjelang bulan ramadhan dan saat liburan sekolah. Banyaknya kunjungan dari wisatawan selain membawa berkah bagi masyarakat dan pendapatan pemerintah juga memunculkan masalah baru, kemacetan dan sampah yang semakin berserakan.

Realitas seperti ini agaknya kurang cepat direspon oleh pemkab gresik, upaya darurat seperti rekayasa lalu lintas tidak dilakukan untuk mengurai kemacetan dalam waktu singkat. Upaya strategis juga belum dilakukan dengan merelokasi terminal wisata ke tempat yang lebih strategis.

Banyak kalangan yang mulai menyorot masalah ini, seperti di tulis Radar Gresik dalam beritanya sebagai berikut: Sejak seminggu terakhir Jl Pahlawan dan areal sekitar Makam Maulana Malik Ibrahim kerap diwarnai kemacetan. Itu terjadi setelah bus-bus peziarah memadati areal sekitar makam hingga memakan separoh badan jalan dan menimbulkan kecamatan. Pada saat yang sama, kapasitas terminal wisata di Jl Pahlawan sangat terbatas. “Siklus seperti terjadi hampir tiap tahun, selalu ada kepadatan dan kemacetan di sekitar makam. Tiap tahun pula tidak ada solusi dari Pemkab Gresik untuk mengurai kemacetan ini,” kata Ahmad Muhajir, anggota Komisi B DPRD Gresik.

Dijelaskan, sebelumnya Pemkab Gresik sudah mewacanakan untuk memindahkan areal parkir wisata ke Pantai Lumpur di Jl RE Martadinata.  Namun hingga kini hal itu masih sebatas wacana belum ada tindaklanjut. “Terus terang parkir wisata di Jl Pahlawan sudah tidak cocok lagi  digunakan untuk parkiran bus. Selain menambah kemacetan, hal itu juga berpotensi menimbulkan kekumuhan akibat sampah yang berasal dari para peziarah,” sebut Sekretaris FKB DPRD Gresik.

Untuk itu, lanjut dia, Pemkab Gresik harus mengambil sikap solutif dengan merelokasi kawasan parkir wisata dari Jl Pahlawan ke tempat lain yang lebih representatif. “Kalau memang Pemkab Gresik punya rencana memindahkan ke Pantai Lumpur, silakan ditindaklanjuti. Selama itu untuk  kepentingan pembangunan dan mempermudah layanan kepada peziarah kami mendukung,” kata Ahmad Muhajir. Kepala Dinas Pariwisata   Kebudayaan Olahraga (Disbudparpora) Siswadi Aprilianto saat dikonfirmasi menjelaskan, sejauh ini rencana relokasi area parkir di Maulana Malik Ibrahim memang masih belum selesai. ”Sebab, sampai saat ini masih dalam perencanaan dan belum ada tindaklanjut,” katanya kemarin.

Siswadi mengungkapkan fasilitasfasilitas yang bakal dipakai untuk pelaksanaan relokasi ini juga masih harus dievaluasi. ”Saat ini, tim dari PU masih melakukan evaluasi,” katanya. Sebenarnya, rencana relokasi parkir kawasan wisata religi makam Maulana Malik Ibrahim sudah disiapkan. Dari  kawasan Pantai Lumpur, bakal dioperasikan kendaraan khusus untuk mengangkut para peziarah ke kawasan wisata religi makam Malik Ibrahim.

Belum jelasnya kelanjutan rencana relokasi ini cukup berimbas. Tengok saja, saat ini, beberapa jalur di kawasan wisata religi kerap mengalami  kemacetan cukup parah. Seperti di Jl Pahlawan kemarin. Bus-bus pengangkut peziarah memilih parkir di jalan tersebut. Padahal, jalur itu tergolong sempit. Kemacetan serupa juga terjadi di beberapa jalur lain seperti di Jl KH Agus Salim, Jl MH Thamrin maupun di Jl Malik Ibrahim. Persoalannya sama, busbus memilih parkir di sana. ”Kemacetan ini sebenarnya fenomena rutin. Terutama di bulan-bulan ramainya peziarah seperti Muharram atau menjelang puasa,” kata Udin salah satu warga.

Gresik mungkin masih belum berupaya mengoptimalkan pendapatan dari sektor wisata dengan penataan dan konsep yang terintegrasi, sehingga lebih menitik beratkan pada sektor industri. Jika area wisata dikelola dengan tepat, bukan tidak mungkin dampaknya lebih signifikan kepada warga dan kelas menengah ke bawah.

*) sumber foto: http://www.suara-giri.com