Damar Kurung

Damar kurung - lampion (kap lampu tradisional) dari kertas dengan kerangka bambu yang di sisi-sisinya dipenuhi dengan lukisan, adalah karya seni tradisional asli dari kota Gresik. Karya seni lukis lampion dengan desain unik, berkarakter polos kekanak-kanakan, berhias warna terang kuning, merah, hijau, dan merah jambu tersebut seakan-akan tidak bisa lepas dari nama besar maestronya; Mbah Masmundari. Ya…Mbah Masmundari dan Damar kurung merupakan aset Gresik, bahkan setelah beliau meninggal.
Mbah masmundari memang patut disebut sebagai seorang maestro. Selain karya lukis damar kurung-nya yang sampai saat ini semakin menjadi rebutan para kolektor seni, juga banyak terpasang di beberapa kantor pemerintahan, dan perusahaan. Di antaranya di Kantor Gubernur Jawa Timur, kantor Pemda Kab. Gresik, kantor PT Semen gresik, PT Petrokimia Gresik, dan lain-lain. Karyanya banyak dikenal masyarakat luas sejak di pamerkan di Bentara Budaya Jakarta, nopember 1987.
Selain itu beberapa Presiden yang pernah berkuasa di negri ini pun sudah pernah bertemu dengan “sang maestro” mulai dari Suharto, BJ Habibie, dan Abdurrahman Wahid. belum lagi Tri Sutrisno, Harmoko, Imam Utomo, dan masih banyak pejabat dan pimpinan perusahaan yang pernah menemuinya dan tentu saja mengkoleksi lukisan damar kurung-nya. Suatu sosok yang populer dan sulit dicari bandingannya di kota Gresik ini…….
“Hidup harus terus berkarya. Walaupun sudah mati, orang akan selalu menghargai karya kita sampai kapanpun” kata Mbah Masmundari suatu ketika di usianya yang ke 115 tahun. Suatu totalitas kecintaan terhadap seni dan semangat berkarya yang mengagumkan dan patut selalu kita jadikan tauladan. Terutama bagi warga Gresik.
Apa yang telah beliau berikan semasa hidupnya bagi kelestarian karya seni damar kurung, sudah selayaknya mendapat apresiasi lebih dari pemerintah daerah dan warga Gresik. Dan sudah selayaknya pula kita semua meneruskan apa yang telah beliau wariskan kepada kita semua. yakni dengan melestarikan karya beliau, dan juga menghidupkan seni membuat damar kurung di kalangan masyarakat Gresik. Baik lewat institusi formal maupun informal. Jangan sampai dengan segala kemajuan berpikir dan modernitas yang ada di kota Gresik ini malah mengubur suatu tradisi dan karya seni tradisional yang sudah memberikan nama harum kota Gresik.