Ticker

6/recent/ticker-posts

Advertisement

Responsive Advertisement

Kampung Tua Gresik Warisan Pusaka Indonesia

Kampung Tua Gresik
Kampung Tua Gresik Warisan Pusaka Indonesia. Gresik sebagai kota pesisir banyak disinggahi pedagang didalam dan luar negeri, pada masa lalu Gresik berkembang menjadi kota transit yang padat.
Kemarin, Rombongan yang tergabung dalam peserta “Temu Pusaka Indonesia” itu sengaja mengunjungi beberapa kampung tua Gresik sebagai bagian dari kegiatan jelajah pusaka, atau mengunjungi lokasi-lokasi bersejarah.
Jam menunjukan pukul 16.00 WIB, rombongan wisatawan mancanegara dan dalam negeri yang berjumlah sekitar 80 orang itu mulai beranjak pergi meninggalkan Kabupaten Gresik, Jawa Timur, setelah lelah seharian berkeliling di kampung tua Gresik.
Aditya Nugraha yang juga sekretaris temu pusaka Indonesia mengakui, menyusuri kampung-kampung tua di Gresik sangat mengesankan, karena mampu membawa kita pada suasana tempo dulu. Bukti-bukti sejarah berupa bangunan tua yang tertata rapi di sepanjang jalan wilayah Karangpoh sampai Kampung Arab, membuat tubuh wisatawan terasa berada di masa lalu.
Selain itu di kawasan kota lama Gresik seperti Jalan Wahid Hasyim, Raden Santri, Basuki Rachmat, HOS Cokroaminoto, Jalan Nyi Ageng Arem-arem, dan Kampung Kemasan, juga akan mengingatkan masa-masa zaman Hindia-Belanda, sehingga sangat layak dijadikan sebagai lokasi wisata pusaka Indonesia.
Sebab, sejumlah bangunan kuno di kampung tua Gresik yang telah berusia satu abad masih nampak berdiri kokoh dan menembus batas zaman.”Gresik layak menjadi kawasan wisata pusaka Indonesia, karena banyak bangunan di Gresik yang berdiri sejak tahun 1898 dan 1900-an,” kesan Aditya.
Ia menilai, kawasan kampung tua Gresik dan bukti bangunan kuno di Gresik lebih menarik dibanding daerah lain di Indonesia. Kesan yang disampaikan Aditya tidaklah berlebihan, sebab Gresik sejak dulu juga sudah disebut-sebut sebagai salah satu prototipe kota tua.
“Sejak zaman kerajaan Majapahit, Gresik diakui sebagai prototipe kota lama, karena perannya sebagai kota dagang mulai berkembang sejak pertengahan abad XIV, dan masuk dalam jaringan perdagangan dunia,” kata Budayawan Gresik, Oemar Zainudin. Oemar menceritakan, selain adanya bukti berupa bangunan kuno, goresan masa lalu juga masih terlihat pada bentuk Masjid Jamik, Gedung DPRD yang terletak di Alun-Alun Gresik, dan masih tetap terjaga hingga kini.

Post a Comment

0 Comments